Pengapalan dengan Container dan Kategori Barang Ekspor
Menggunakan container kering atau tanpa pendingin (dry container) relatif lebih aman dan lebih praktis. Untuk itu pengiriman yang jumlahnya terbatas (tidak terlalu besar) umumnya diangkut dalam container. Adapun kondisi pengapalan menggunakan container menurut pengirim maupun penerima dibedakan menjadi beberapa berikut ini.
- Full Container Load (FCL)/Full Container Load (FCL). Ini menandakan bahwa muatan yang berada dalam SATU container dikirim oleh SATU Perusahaan Exportir untuk tujuan SATU Perusahaan Importir pada salah satu negera tujuan. Untuk biaya pengiriman dihitung berdasarkan per-container meskipun isinya kurang atau sama dengan 10 MT.
- Full Container Load (FCL)/Less Container Load (LCL). Ini menandakan bahwa muatan dalam SATU container dikirim oleh SATU perusahaan Exportir dengan tujuan lebih dari SATU perusahaan importir di negara tujuan. Biaya pengirimannya juga dihitung per-container meskipun isinya kurang atau sama dengan 10 MT.
- Less Container Load (LCL)/Less Container Load (LCL). Ini menandakan bahwa dalam SATU container dikirim beberapa perusahaan eksportir sekaligus dari negara asal yang sama, dengan tujuan beberapa perusahaan importir di negara yang sama pula. Adapun ongkos pengirimannya dihitung per-MT/M3 mengacu pada berat/volume, tergantung dari ukuran atau satuan yang lebih besar.
- Less Container Load (LCL)/Full Container Load (FCL). Ini menandakan bahwa dalam SATU container sekaligus dikirimkan oleh sejumlah perusahaan eksportir kepada SATU perusahaan importir. Biaya pengiriman umumnya dihitung per-MT/M3 mengacu pada berat/volume, atau tergantung dari ukuran atau satuan yang lebih besar.
Dalam hal ini maskapai pelayaran telah menyediakan cargo kapal cepat dengan rute (trayek) ke sejumlah negara secara periodic. Untuk mendapatkan informasi detail terkait rute yag ditetapkan masing-masing makapai, pihak eksportir bisa menghubungi sejumlah maskapai pelayaran yang diinginkan.
Kapasitas dan Pengamanan Container
Isi atau kapasitas container berbeda-beda, tergantung jenis maupun ukurannya. Secara umum ukuran container yang banyak disediakan di pelabuhan yaitu 20 feet dan 40 feet. Contoh paling mudah, sebuah dry container ukuran 20 feet sanggup memuat beras hingga 25 MT atau gula pasir hingga 26 MT yang dikemas didalam karung ukuran isi 50 kilogram.
Beralih ke sektor pengamanan container selama di perjalanan, meski container terbuat dari lembar baja yang kuat namun keamanan barang kiriman tetap harus jadi prioritas. Adapan langkah-langkah pengamanan container yang dilakukan oleh perusahaan jasa cargo laut diantaranya:
- Pengamanan Fisik Container. Container diperiksa terlebih dulu sebelum proses pemuatan barang. Disini apabila terdapat container yang sudah cacat secara fisik (berlubang/bocor) pengirim dapat menolak karena air bisa masuk ke dalam container sehingga merusak isinya. Setelah pemuatan barang, pintu ditutup dan digembok (jika container dimuat di luar pelabuhan). Seal atau segel pengaman juga harus dpastikan aman dan terpasang tepat di pintu container. Pengamanan fisik ini biasanya dilakukan setelah melalui pemeriksaan sebelum container diangkat ke kapal.
- Pengamanan Kualitas Barang. Barang disusun dalam container dengan menyisakan sedikit ruang untuk proses sirkulasi udara. Seluruh dinding dan atap container ditempel kertas untuk bahan penyerap air (embun) dan bahan penyerap lembab yang digantung. Ini untuk mengantisipasi kerusakan barang karena selama dalam perjalanan sering terjadi perubahan suhu di luar container yang menyebabkan pengembunan.
Proses Pengiriman Barang via Cargo Laut
Proses pengiriman barang via Cargo Laut sama seperti pengiriman pada umumnya, akan tetapi pengiriman cargo laut disesuaikan dengan jadwal keberangkatan kapal, Untuk kapal cepat Pelni biasanya jadwal pemberangkatan 2 kali dalam seminggu.